Pada Pilkada 2024 sudah sejak 2023 ada sejumlah pejabat atau birokrat yang ber-sosialisasi dirimemberi kabar akan maju untuk menjadi Wali Kota Palembang.
PALEMBANG | KabarSumatera.Com — Dalam sebuah obrolan dengan topik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palembang 2024, seorang peserta bicara, “Sudah lama Palembang tidak dipimpin wali kota yang berlatar berlakang birokrat”, katanya.
Ia melanjutkan celotehnya, “Dulu sejak awal reformasi 1998 Wali Kota Palembang dijabat oleh mereka yang punya latar belakang birokrasi. Pernah memegang sejumlah jabatan di lingkungan Pemerintahan Kota Palembang. Ada Wali Kota M Husni kemudian ada Wali Kota Eddy Santana Putra yang juga seorang birokrat. Beda terlihat wajah Palembang yang dipimpin seorang berlatar birokrat dengan non birokrat”.
Ia tak merinci apa alasannya Palembang perlu dipimpin wali kota berlatar seorang pejabat birokrasi. “Dalam 10 tahun terakhir irama pembangunan Palembang ada yang berbeda dengan periode sebelumnya.
Palembang menjadi kota yang pernah punya LRT di Indonesia itu berkat sentuhan tangan seorang mantan birokrat bernama Alex Noerdin yang menjabat sebagai Gubernur Sumsel. Ada sentuhan yang berbeda seorang kepala daerah berlatar belakang birokrat dengan non birokrat”, ujarnya mengakhir celotehnya.
Kini pada Pilkada serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024 sudah sejak 2023 ada sejumlah pejabat atau birokrat yang ber-sosialisasi diri dengan menebar banyak baliho atau poster luar ruang memberi kabar akan maju untuk menjadi Wali Kota Palembang periode lima tahun mendatang.
Dari beberapa nama birokrat yang melakukan sosialisasi tersebut ada seorang birokrat yang namanya banyak disebut akan maju berkontetasi menuju kursi Wali Kota Palembang, nama birokrat tersebut Ratu Dewa.
Ratu Dewa adalah seorang aparatur sipil negara (ASN) yang memulai karirnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kantor Wilayah Departemen Penerangan (Deppen) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Deppen dilikuidasi pada masa Presiden Gus Dur, Dewa panggilan akrabnya pindah ke lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel.
Tak lama Dewa berkarir di Pemprov Sumsel dan pernah menjabat Kepala Bagian Humas, lalu pindah ke Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Di sini karirnya terus bergerak seiring prestasi dan kapasitasnya. Setelah memegang beberapa jabatan, karirnya sampai pada jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Palembang.
Seiring berakhirnya masa jabatan Wali Kota Harnojoyo dan Wakil Wali Kota Fitrianti Agustinda, oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Ratu Dewa mendapat tugas baru menjadi Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang sejak 18 September 2023. Belum genap satu tahun menjabat Pj Wali Kota pada 19 Juni 2024 ia diganti dengan Ucok Abdulrauf Damenta dari Kementerian Dalam Negeri.
Kenapa Ratu Dewa diganti? Saat itu bertebaran kabar bahwa ia akan maju pada kontestasi Pilkada 2024, sebagai ASN ia harus melepas jabatannya sesuai intsruksi Mendagri bagi penjabat kepala daerah yang akan mengikuti Pilkada 2024 harus mundur. Selain itu sebagai ASN jika maju mengikuti Pilkada maka status ASN pun harus dilepas.
Dengan kemantapan hati, Ratu Dewa menyatakan siap maju pada pemilihan Wali Kota Palembang dan memilih mundur dari ASN terhitung sejak akhir Juli 2024.
Pernyataannya mundur sebagai ASN disampaikan Ratu Dewa di depan para ASN Pemkot Palembang dalam apel bersama di Benteng Kuto Besak, 29 Juli 2024. “Saya pamit mundur dari PNS dan akan berkompetisi di Pilkada nanti. Saya mohon maaf kepada bapak-ibu sekalian jika saat menjabat saya pernah marah atau ada yang tersinggung”, katanya.
Setelah 31 tahun mengbdi menjadi abdi negara Ratu Dewa di depan para ASN lainnya menyatakan bahwa dirinya akan izin maju dalam kontestasi politik pilkada dan jika terpilih berjanji untuk berjuang membawa dan memperhatikan aspirasi masyarakat dan ASN di Palembang. Acara pamitan yang berlangsung di pelataran yang berada di tepi sungai Musi tersebut berlangsung penuh haru.
Isu Gagal Maju
Pasca mundur sebagai ASN Ratu Dewa terus bersosialisi dan melakukan komunikasi politik dengan bakal calon partai politik pengusung yang akan mencalonkannya pada Pilkada Kota Palembang 2024. Setelah mengirim surat pengunduran diri sebagai ASN, pada 23 Juli 2024 Ratu Dewa mendapat dukungan dari {artai Gerindra.
Melalui surat rekomendasi Nomor 07-1083/Rekom/DPP GERINDRA/2024 yang ditandatangani Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Sekretaris Jendral Ahmad Muzani, Partai Gerindra yang memiliki delapan kursi di DPRD Palembang pada Pemilu 2024, butuh dua kursi tambahan guna memenuhi syarat minimal 20 persen kursi DPRD untuk mencalonkan kepala daerah. Surat tersebut juga merekomendasikan Prima Salam Ketua DPC Partai Gerindra Palembang sebagai calon Wakil Wali Kota Palembang mendampingi Ratu Dewa.
Dalam proses yang berjalan, di media massa lokal dan media sosial bermunculan isu, Ratu Dewa akan batal maju sebagai calon Wali Kota Palembang karena tak unjung mendapat tambahan dukungan dari partai politik lain yang akan menjadi koalisi. Isu yang berkembang, “Ratu Dewa Terancam Gagal karena Kurang Partai Pengusung”.
13 Kursi Mendukung
Isu tersebut kemudian terpatahkan. Berselang satu bulan setelah dukungan dari Partai Gerindra, 24 Agusus 2024 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memiliki lima kursi di DPRD Kota Palembang menyatakan mendukung Ratu Dewa berpasangan dengan Prima Salam untuk maju pada Pilkada Kota Palembang 2024. Total dukungan 13 kursi mendukung pasangan ini untuk berkontetasi pada 27 November 2024.
“Alhamdulillah, hari ini saya bersama Prima Salam resmi didukung PDI Perjuangan. Dengan dukungan Partai Gerindra dan PDI Perjuangan, kami sudah bisa mendaftar ke KPU menjadi bakal calon wali kota dan wakil wali Kota Palembang”, Ratu Dewa, Sabtu (24/8).
Menurutnya, dukungan partai yang dipimpin Megawati Soekarno Putri ini sangat berarti. “PDI Perjuangan menjadi salah satu partai yang konsisten memperjuangkan hak-hak masyarakat dan memiliki kredibilitas partai dan juga kader yang mumpuni dalam berpolitik. Ini debuah kehormatan bisa didukung oleh PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Kami bersyukur dan terus berupaya membangun Kota Palembang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, katanya.
Dewa mengaku, dukungan partai dan masyarakat yang diperolehnya untuk bisa mengikuti kontestasi Pilkada Kota Palembang merupakan hasil perjuangan panjang bersama para pendukung dan relawan.
“Untuk mencapai tahapan ini tidak mudah. Saya ucapkan terima kasih kepada para pendukung, relawan dan semua lapisan masyarakat yang sudah meluangkan waktu membantu dan mendoakan yang terbaik untuk pasangan RatuDesa dan Prima Salam”, ujar Dewa yang waktu SMA suka menonton film perjuangan salah satunya film nasional berjudul “Pahlawan Goa Selarong” yang bercerita kisah perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah kolonial Belanda.
Dukungan PDI Perjuangan terhadap Ratu Dewa menurut Yulian Gunhar Ketua DPC PDIP Palembang tidak terlepas dari rekam jejaknya sebagai seorang birokrat. “Kita sudah melihat profil sosok Ratu Dewa yang menapaki karir dari bawah, sebagai birokrat dari paling bawah sampai menjabat Penjabat Wali Kota Palembang. Rekam jejaknya tidak diragukan lagi. Dia sosok yang paling tepat untuk memimpin Kota Palembang ke depan”, katanya.
PNS Deppen
Kini pasangan Ratu Dewa dan Prima Salam sambil menunggu hari puncak kontestasi pada 27 November 2024 akan terlebih dahulu melakukan pendaftaran sebagai pasangan calon kepala daerah ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palembang yang akan membuka masa pendaftaran calon sejak 27 Agustus 2024.
Sebagai seorang birokrat tulen yang berkarir di lingkungan Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang, Ratu Dewa adalah sosok seorang aktivis sejak mahasiswa. Sebelum reformasi bergulir di Indonesia, tahun 1990 – 1991 sosok ini pernah menjabat sebagai Ketua SEMA (Senat Mahasiswa) Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah (sekarang Universitas Islam Negeri atau UIN Raden Fatah) ‘’. Berbilang tahun kemudian, pada 18 September 2023 sosok ini dilantik menduduki posisi sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang.
Capaian puncak jenjang birokrasi sebagai seorang PNS adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang. Dewa meniti karir di birokrasi bermula menjadi PNS pada Kantor Wilayah Departemen Penerangan (Kanwil Deppen) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), sempat menjabat sebagai Kasi Rencana Operasional (1998 – 1999).
Pasca likuidasi Deppen, otomatis institusi tersebut yang berada di daerah juga ikut bubar. Sebagai PNS Ratu Dewa pindah ke lingkungan Pemerintah Provinsi Sumsel. Bagian lingkup kerjanya tidak jauh berbeda dengan saat bekerja di Kanwil Deppen masih berkaitan seputar informasi.
Sosok yang suka bermain bulu tangkis ini bekerja pada Biro Humas (Hubungan Masyarakat) Pemprov Sumsel. Ratu Dewa dikenal sosok yang cepat akrab dengan lingkungan kerjanya. Di sini dia berinteraksi dengan banyak wartawan atau jurnalis dari berbagai media massa.
Sebagai PNS yang harus tanggap dengan informasi dan komunikasi khususnya antara wartawan dengan Gubernur Sumsel saat itu dijabat Syahrial Oesman, Ratu Dewa menjadi sosok yang mampu membuat hubungan pers dan pemerintah provinsi berjalan harmonis.
Masa itu komunikasi wartawan dengan nara sumber di lingkungan Pemprov Sumsel bisa berjalan smooth karena Ratu Dewa mengerti bagaimana dunia jurnalistik berdetak dan informasi bisa tersiar luas ke masyarakat.
Ratu Dewa sudah memahami bagaimana mekanisme dalam dunia jurnalisme bergulir, sejak mahasiswa ia sudah rajin menulis opini di media massa, ia adalah aktivis mahasiswa yang rajin menuangkan gagasan dan pikirannya dalam tulisan opini ke masyarakat melalui media massa yang terbit di Palembang.
Tulisan dan pemikirannya sejak mahasiswa tersebut tersebar luas melalui dua surat kabar terbesar di Sumsel yaitu Sumatera Ekspres dan Sriwijaya Post. Juga ada di media massa lainnya. Ratu Dewa menulis tentang beragam isu atau tema yang tengah menjadi perbincangan masyarakat pada masa itu. Tulisan-tulisannya kemudian ia himpun dalam buku berjudul “Lafaz Pena Mantan Aktivis” yang terbit 2018.
Tahun 2021 terbit buku buku biografi Ratu Dewa berjudul “Ekstrasi Sebuah Doa Hj. Zalipah” yang ditulis Sri Maryati. Dalam buku banyak terangkum perjalanan dan kehidupan Ratu Dewa.
Kini Ratu Dewa sebagai mantan birokrat karir tengah meretas jalan kehidupanya menuju kursi Wali Kota Palembang melalui Pilkada serentak yang akan berlangsung 27 November 2024. Perjalanan waktu akan menjawab keinginan dari rekan ngobrol yang ingin Kota Palembang kembali dipimpin seorang birokrat atau mantan birokrat. Semoga sukses.