Mewarisi Gus Dur, 27 Agustus DKJ akan Gelar “Malam Solidaritas Palestina”

Poster : Panpel/DKJ

JAKARTA | KabarSumatera.Com – KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, secara fisik tak lagi bersama seniman, terutama Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).  Namun resonansi dan tapak ruh-nya masih tetap bersemayam–melekat di dalam setiap relung batin para pegiat kesenian di se-antero jagad nusantara. Tak terkecuali gerakan kemanusiaan Gus Dur terhadap Palestina, ketika Presiden RI keempat ini, menjabat Ketua DKJ tahun 1982.

Kali itu, Gus Dur juga mengelar aksi serupa, sebagaimana yang bakal dilakukan jajaran Pengurus DKJ di Taman Ismali Marzuki (TIM), 27 Agustus 2024.

Adipatilawe, Ketua Panitia kegiatan ini menyatakan, gerakan solidaritas ini, sebagai respon seniman di DKJ, terhadap kondisi Palestina yang masih memperihatinkan. Oleh sebab itu, DKJ akan melakukan gelar solidaritas untuk Palestina pada 27 Agustus 2024, di Halaman Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM), pukul 18:30 sapai dengan selesai.

DKJ – Suasana rapat persiapan bersama Ketua DKJ (Foto.Dok/Panpel).

Melalui tema “Kemanusiaan dan Keadilan” Adipatilawe, menegaskan  acara ini untuk membangun solidaritas dan menggalang donasi 100% bagi Palestina.

Pada even ini, menurut Adipatilawe akan menghadirkan banyak seniman hebat dari bidang kesenian. “Mereka akan menampilkan banyak karya, baik sastra, teater, musik, tari, film dan seni rupa,” ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Adipatilawe bersama DKJ mengajak seluruh masyarakat untuk hadir dan berpartisipasi dalam acara ini sebagai bentuk dukungan dan solidaritas terhadap warga Palestina yang tengah menderita. “Mari bersama-sama menunjukkan bahwa kemanusiaan dan keadilan masih hidup di hati kita,” tegasnya.

Lebih lanjut, Adipatilawe menambahkan, acara ini akan dirangkai dengan sejumlah agenda, diantaranya; pidato sikap DKJ, Ketua Pengurus Harian DKJ, pidato ketua dan perwakilan akademi di Jakarta, pementasan seni pertunjukan, diantaranya pembacaan puisi, oleh peserta yang terkurasi, pemutaran film tentang Palestina, teater, tari. Juga kegiatan seniman seni rupa dan Bazaar UMKM.

Ide menggelar acara ini, Adipatilawe menjelaskan hal ini pada kondisi di Palestina yang masih dilanda konflik berkepanjangan. Menurutnya, konflik di Palestina telah menimbulkan penderitaan bagi banyak keluarga dan komunitas yang kepedihannya tak bisa lagi dibayangkan.

Situasi semakin memburuk, dengan puluhan ribu korban jiwa dari pihak sipil akibat serangan yang terus dilakukan Israel. “Minimnya obat-obatan, makanan, penerangan listrik, dan kebutuhan pokok lainnya akibat blokade militer Israel semakin memperburuk kondisi warga Palestina. Hal inilah yang kemudian mendorong kita untuk menciptakan gerakan keanusiaan bagi kalangan seniman,” tegasnya.

Adipatilawe juga menjelaskan, Presiden Komite Palang Merah Internasional (PMI), Mirjana Spoljaric, menyuarakan keprihatinannya dengan menyebut situasi di Gaza sebagai “kegagalan besar yang tidak boleh ditoleransi oleh dunia”

Diejalaskan Adipati, Pemerintah Indonesia, melalui kementerian luar negeri, terus mengupayakan perdamaian dan keadilan di Timur Tengah lewat forum-forum internasional, terutama dalam kaitannya dengan konflik Palestina dan Israel.

“Keadaan di Palestina, secara umum masih jauh dari kemanusiaan dan keadilan, tidak saja karena Palestina masih dijajah oleh Israel sejak 1948, namun juga, sejak awal Oktober, adanya  upaya genosida dan  ethnic cleansing yang tak kunjung mereda, walau banyak pihak telah berusaha menghentikannya, termasuk dari Pemerintah Indonesia,” tambahnya.

Adipati menegaskan, gelaran kemanusiaan DKJ ini bukan kali pertama. Sebab, sebelumnya DKJ pernah mengadakan program solidaritas terhadap penderitaan Palestina pada masa kepemimpinan DKJ di bawah KH. Abdurahman Wahid tahun 1982. Kali itu, Gus Dur mengusung tema “Malam Solidaritas Palestina” yang dihadiri banyak seniman dan budayawan. Dalam semangat yang sama, DKJ kini kembali menggelar “Malam Palestina II” dengan tema “Kemanusiaan dan Keadilan.”

Tema ini diangkat, karena  sesuai dengan pembukaan UUD 1945, yang menyatakan, Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ini, adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.**

TEKS/FOTO : ADIPATILAWE (JAKARTA)

adminweb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *