Nyamuk Bionik Wolbachia Bakal Beredar, Mantan Menkes RI Serukan Indonesia Menolak

ILUSTRASI : SUARAMERDEKA.COM

JAKARTA | KabarSumatera.com – Siti Fadilah Supari Mantan Menteri Kesehatan mengatakan penolakan untuk penyebaran nyamuk Bionik Wolbachia di Indonesia.

Alasan Siti Fadilah bisa membawa daktor resiko terhadap kesehatan masyarakat dan dapat berpotensi menimbulkan penyakit baru yang akan berbahaya bagi masyarakat Indonesia.

Mantan Menteri Kesehatan tahun 2004 itu menekankan bahwa pentingnya agar segera menghentikannya penyebaran nyamuk Bionik Wolbachia.

“Penyebaran nyamuk Bionik Wolbachia ini membawa resiko bagi kesehatan masyarakat dan bisa menimbulkan penyakit baru yang akan berbahaya bagi kesehatan rakyat Indonesia. Segera hentikan!” tegas Siti Fadilah.

Lalu, apa sebenarnya nyamuk Bionik Wolbachia itu, berikut penjelasannya.

Pada situs resmi Kementerian Kesehatan, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah memulai program pencegahan demam berdarah (DBD) dengan menggunakan teknologi Bionik Wolbachia di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Dalam metode ini bertujuan agar menonaktifkan virus dengue pada nyamuk Aedes Aegypti, sehingga dapat mencegah penularan kasus demam berdarah (DBD).

Bionik Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh secara alami di serangga terutama pada nyamuk, dan dapat menonaktifkan virus dengue pada nyamuk Aedes Aegypti, sehingga tidak menular kepada manusia.

Pada program ini, bakteri Bionik Wolbachia dimasukkan ke dalam telur nyamuk Aedes Aegypti untuk mencegah penularan virus dengue.

Akan tetapi, kekhawatiran muncul karena rencana penyebaran 240 juta nyamuk Bionik Wolbachia di Bali dianggap dapat membahayakan kesehatan individu, keamanan, dan pertahanan bangsa.

Sementara itu, keprihatinan dan tuntutan untuk menanggapi masalah ini juga disuarakan oleh “Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia,” yang didukung oleh SFS Foundation, Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia), dan Gladiator Bangsa, serta pula didukung oleh Puskor Hindunesia.

Mereka menadakan konferensi pers pada Minggu, 12 November 2023 di Hotel Grandhika, Jakarta Selatan.

Pada konferensi pers para pembicara, termasuk Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Komjen Dharma Pongrekun, Mirah Sumirat (Presiden ASPEK Indonesia), dan Dr Kun Wardana Abyoto.

Komjen Dharma Pongrekun mengatakan bahwa dalam waktu dekat 240 juta nyamuk Bionik Wolbachia akan disebar di Bali.

Dampak yang akan terjadi dari nyamuk ini dapat mencakup penyakit Japanese Ensepalitis (JE) atau radang otak.

Meskipun vaksin dan obatnya sudah tersedia, terdapat kekhawatiran terhadap program ini.

“Dampak dari nyamuk ini adalah penyakit Japanese Ensepalitis (JE) atau radang otak. Vaksin dan obatnya sudah ada, program dan anggaran sudah ada,” ujar Komjen Dharma Pongrekun.

Dr Kun Wardana Abyotomenyoroti ketidakpastian studi menyeluruh di beberapa lokasi, seperti Bali, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang, dan Bontang, yang berpotensi menimbulkan risiko yang tidak terduga.

“Siapa yang akan bertanggung jawab jika terjadi kesalahan dan terjadi dampak yang tak terhitung?” jelasnya.*

TEKS / ILUSTRASI : SUARAMERDEKA.COM

Admin

Media Online From Palembang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *