SUNGSANG-BANYUASIN | KabarSumatera.Com – Musim kemarau atau sering disebut musim panas merupakan suatu kondisi dimana di berbagai daerah di Indonesia mengalami kekeringan atau kekurangan air dan tidak turun hujan.
Menghadapi kondisi ini, Kepala UPT Puskesmas Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Herlina,S.KM, M.Kes, mengatakan penyakit yang sering dihadapi pada masyarakat saat musim kemarau, satu diantaranya diare.
“Penyakit diare ini, biasanya menyerang semua umur mulai dari bayi, balita serta orang dewasa,” ujar Herlina saat di konfirmasi kabarsumatera.com melalui sambungan WhatsApp, Senin sore, (25/09/2023).

Selain itu, menurut Herlina, penyakit di musim kemarau juga muntaber. Diantara penyebab muntaber, menurut Herlina, akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi kuman. Atau bisa juga karena berdekatan atau kontak langsung dengan penderita, seperti berjabat tangan.
“Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar atau mengganti popok anak, juga menjadi salah satu penyebab muntaber,” tambahnya.
Penyakit lainnya, infuenza. Herlina menjelaskan, penyebab utama flu adalah infeksi virus influenza. Virus tersebut dapat menyebar dengan mudah, ketika menghirup percikan air liur di udara (droplet) dari penderita flu saat bersin atau batuk.
Herlina menjelaskan, meskipun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, namun infeksi flu yang tidak ditangani dengan baik akan memicu komplikasi, seperti: infeksi telinga, bronkitis, pneumonia bacterial sekunder.
Penyakit lain di musim kemarau yang sering diderita warga adalah batuk yang disertai pilek. Pada cuaca panas menurut Herlina, tubuh yang rentan mengalami radang dapat menjadi penyebab sering batuk pilek pada orang dewasa.
Sebagaimana dilansir detikhealth.co radang tenggorokan, batuk, pilek hingga badan meriang kerap melanda siapapun saat cuaca terik. Rerata saat cuaca panas, untuk mendinginkan tubuh kerap mengonsumsi es. Hal ini menyebabkan mudah terkena radang tenggorokan hingga menyebabkan imunitas tubuh kurang baik.
Faktor risiko yang mempermudah orang terjangkit penyakit saat ini yakni riwayat kesehatan dan cuaca panas. Selain itu seseorang yang memiliki metabolisme kurang baik mempermudah menyerang tubuh.
“Penyebabnya karena orang ini tidak punya pola hidup yang sehat. Ketika punya pola hidup sehat, ketika ada perubahan cuaca dan lain-lain orang lebih mudah terkena infeksi. Radang tenggorokan, pilek, batuk, paling banyak disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, jamur. Tapi yang paling banyak karena infeksi virus,” kata Nutritionist, Health Consultant, dr Hans Kristian Pranoto CSN PN1 sebagaimana dilansir detikhealth.com.
Herlina menambahkan, faktor risiko peradangan juga bervariasi, misalnya seperti kurang tidur, berat badan overweight bahkan obesitas, serta orang yang menjalani olahraga intensitas berat secara rutin, berisiko tinggi mengalami batuk pilek.
Musim kemarau, menurut Herlina juga seringkali mengakibatkan munculnya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Secara garis besar, menurut Herlina, pemicu virus ISPA adalah virus rhinovirus, respiratory syncytial virus, dan adenovirus.
Penyakit ini sering muncul pada musim pancaroba akibat sirkulasi virus di udara yang meningkat. Selain itu, perubahan udara dari panas ke dingin seringkali memperlemah daya tahan tubuh anak.
Herlina menegaskan, serangan ISPA pada orang sehat, biasanya dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan dalam beberapa hari (3 – 6 hari). “ISPA sangat menular dan bisa ditularkan lewat batuk dan bersin (droplet), tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidung dan mulut,”tambahnya.
Selain itu, Herlina juga menjelaskan pada musim kemarau, penyakit mata juga banyak dikeluhkan, yaitu mata kering dan konjungtivitis atau mata merah.
Konjungtivitis virus disebabkan karena infeksi virus. Umumnya dapat menular dan bisa terjadi melalui kontak langsung ataupun tidak langsung. “Konjungtivitis bakteri disebabkan karena umumnya disertai dengan keluhan mata merah, adanya sekret atau belek pada mata, serta terjadi iritasi mata,” tegasnya.
Tentang bagaimana mengatasi agar terhindar dari penyakit tersebut, Herlina mengatakan yang pertama dengan cara mencukupi air bersih dalam keseharian untuk tubuh, mengkonsumsi vitamin dan berperilaku hidup bersih dan sehat. “Hal lain yang juga penting, agar anak-anak jangan jajan sembarangan,” imbuhnya.
Terkait dengan kondisi cuaca ekstrim ini, Herlina menjelaskan, pihak Puskesmas Sungsang berupaya melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya mengomsumsi air bersih, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Selain itu kami juga melakukan penanganan segera bila menemui kasus tersebut, pengadaan obat-obatan yang dibutuhkan, pentingnya penggunaan masker, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, baik di dalam maupun di luar rumah,” jelasnya.
Sementara itu, dr. Suci Lestari, saat di temui di ruang kerjanya berpesan, dengan masuknya musim kemarau maupun kabut asap, agar kiranya masyarakat Sungsang khususnya dan masyarakat Kecamatan Banyuasin II umumnya, untuk membentengi diri serta keluarga disaat keluar rumah untuk memakai masker. “Jaga kesehatan dan banyak minum air putih serta jangan jajan sembarangan,” tuturnya.**
TEKS / FOTO : Hamkah | EDITOR : IMRON SUPRIYADI