Harapan kami, melalui Musda VI DKSS iklim berkesenian di Sumsel akan lebih baik dan maju. Baik dalam berkarya, atau juga diharapkan ke depan dengan karyanya, dapat menyejahterakan seniman di Sumsel
Cahyo Sulistiyaningsih, S.Sos, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Sumsel.
PALEMBANG | KabarSumatera.com – Meski sebelumnya diwarnai riak-riak aksi demo menolak Musyawarah Daerah (Musda) VI tahun 2023 Dewan Kesenian Sumsel (DKSS), namun gelaran pemilihan Ketua DKSS periode 2023-2028 tetap terselenggara tanpa hambatan. Meski pelaksanaan acara ini bergeser waktu dari jadwal, namun semua berjalan tanpa aral melintang.
Sekelompok seniman di Palembang, dalam wadah Aliansi Seniman Menggugat (ASEM) yang sebelumnya gencar melakukan aksi demo memprotes akan digelarnya Musda VI DKSS, hari itu personilnya tak ada yang muncul. Semua berjalan normal. Tak ada ketegangan antara satu dan lainnya, sebagaimana dikhawatirkan sejumlah pihak sebelumnya.

Diantara seniman peserta Musda VI DKSS bahkan berharap, agar sejumlah personil seniman yang tergabung dalam wadah ASEM, disilakan hadir ikut menyaksikan Musda, sehingga bisa duduk bersama membahas program berkesenian yang lebih mencerdaskan. “Akan lebih baik kita duduk bersama dan membahas hal-hal yang esensi, dari pada kita harus bertegangan pada hal-hal-yang elementer,” ujarnya.
Baco Jugo Berita sebelumnyo : Seniman Sumsel Desak Gubernur Herman Deru, Menunda Musda dan Bekukan DKSS
Acara yang berlangsung di Ruang Mahameru, Hotel Swarna Dwipa Palembang, 11-12 September 2023 ini, akan memilih ketua DKSS periode 2023-2028.
Pada Musda VI ini, paling tidak ada tiga nama yang bakal bersaing dalam kompetisi ini; Dr Erwan Suryanegara, MSn (Pegiat Kebudayaan), Muhammad Sirojudin, S.I. Kom (Seniman versus wartawan) dan M Iqbal Rudianto, ST (Didit), Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP).
Berkesempatan membuka Musda VI DKSS ini, Aufa Syahrial, S.P, M.Sc, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, diwakili Cahyo Sulistiyaningsih, S.Sos, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Sumsel.
Berita Lainnyo : Tanggapi Demo Seniman, Dewan Kesenian Kabupaten dan Kota Dukung Musda DKSS
Dalam sambutannya, Cahyo mengatakan melalui Musda ini, diharapkan dapat menjadi ruang bagi seniman untuk memaksimalkan kegiatan di masa mendatang, dalam rangka menggali, mengembagkan dan melestarikan potensi seni budaya di Sumsel.
Lebih lanjut, Cahyo juga menegaskan melalui Musda VI DKSS diharapkan akan melahirkan sejumlah keputusan dalam berkesenian, yang di masa mendatang dapat mendorong pemajuan seni dan budaya di Sumsel.
“Harapan kami, melalui Musda VI DKSS iklim berkesenian di Sumsel akan lebih baik dan maju. Baik dalam berkarya, atau juga diharapkan ke depan dengan karyanya, dapat menyejahterakan seniman di Sumsel,” harapnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana, Ahmad Muhaimin menjelaskan, Musda VI DKSS merupakan salah satu diantara konsekuensi logis dari roda organisasi, yang memang seharusnya akan ada regenerasi dan pergantian kepengurusan dalam setiap periodesasinya.
Muhaimin mengatakan, Musda VI DKSS yang dihadiri 15 utusan dari ketua dan pengurus Dewan Kesenian Daerah (DKD) di Sumsel ini, diharapkan dapat melahirkan perubahan baru dalam internal DKSS, juga dapat mendorong upaya maksimalisasi berkesesnian di Sumsel.
“Dari tujuh belas dewan kesenian yang kita undang untuk hadir, hingga acara pembukaan ini sudah ada lima belas utusan dari dewan kesenian yang hadir. Kita harapkan melalui Musda ini dapat mendorong kita, dalam berkarya lebih baik, lebih maju dan melahirkan keputusan yang baik untuk keberlangsungan berkesenian di Sumsel,” tegasnya.
Pada perbincangan rilek di teras Hotel Swarna Dwipa Palembang, usai acara pembukaan, Seniman Senior di Sumsel, Toton Dai Permana mengharapkan, melalui Musda VI DKSS harus menghasilkan pembenahan secara keseluruhan. Prinsip yang harus detil dibahas menurut Penulis Novel “Angin” ini satu diantaranya AD dan ART.
Hal lainnya yang juga penting menjadi bahan perhatian peserta Musda, harus merumuskan perlunya keterlibatan personil atau perwakilan seniman di kabupaten dan kota di internal DKSS dalam menjalankan program dalam berkesenian.
“Hal ini menjadi penting, sehingga ke depan, akan terjadi koordinasi yang seimbang antara DKSS dan dewan kesenian di kabupaten dan kota. Kerjasama ini yang seharusnya dimaksimalkan, sehingga tidak ada kesan, DKSS bergerak sendiri dan dewan kesenian di daerah juga bergerak sendiri. Mereka dihadrikan hanya pada saat Musda saja. Harus ada kerjasama yang koordinatif, supaya DKSS ke depan lebih jelas arahnya,” tegasnya, Senin (11/08/2023).
Malam harinya, sekitar pukul 19.30 WIB, para peserta kemudian melanjutkan agenda Musda VI DKSS, baik rapat komisi, melakukan sidang pleno, dan akan membahas sejumlah point penting lainnya, seperti revisi AD/ART, menyusun program kerja, dan membahas sejumlah isu kebudayaan terkini yang akan terus berkembang.**
TEKS : IMRON SUPRIYADI | FOTO : PANPEL MUSDA VI DKSS