Seiring berkembangnya teknologi, penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan seksualitas yang benar sedari dini. Pengetahuan tersebut bisa menjadi cara terbaik dalam mencegah kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak.
Lalu, pada usia berapakah idealnya anak dibekali pendidikan seksualitas? Menurut psikolog sekaligus pengajar di Universitas Tarumanegara, Naomi Soetikno, pendidikan seksualitas perlu diberikan kepada anak sedini mungkin. Pada usia balita, misalnya, orang tua harus membiasakan menyebut alat kelamin dengan kata “penis” dan “vagina”.
Pendidikan Seksualitas, Bagaimana Cara Mengajarkannya? Perlukah Pendidikan Seks pada Anak? Pendidikan Seksual Penting Diberikan pada Anak Cegah Terjadinya Pelecehan Seksual
“Misalnya saat mandiin, orang tua misal bilang ‘mama bersihkan vaginanya ya sayang’ gitu. Meskipun anak belum bisa menjawab atau merespons, tapi setidaknya anak familiar dengan kata itu, tidak merasa tabu atau malu,” kata Naomi dalam seminar kekerasan seksual di Mercure Jakarta Kota, Senin (28 September 2022).
Selama ini, menurut Naomi, orang tua kerap malu dan risih menyebut vagina dan penis di depan anak-anak mereka dan menggantinya dengan kata lain. Padahal, seharusnya tidak boleh dipelesetkan, supaya alat kelamin itu tidak jadi bahan candaan ke depannya.
Kemudian, ketika buah hati sudah mulai memasuki usia sekolah, orang tua harus menjelaskan tentang bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh atau diperlihatkan kepada orang lain selain ayah dan ibunya.
“Kalau dokter gimana boleh nggak? Orang tua jelaskan ‘itu boleh, asal mama ada di dekat kamu’. Dengan begitu anak paham kalau dia dijaga dan dilindungi oleh orang tuanya,” kata Naomi.
Berbicara soal kekerasan atau pelecehan seksual, Naomi menilai bahwa hingga kini pengetahuan masyarakat tentang bentuk-bentuk pelecehan masih kurang. Padahal, catcall atau mendapatkan siulan, sentuhan seksual yang tak diinginkan, hingga komentar seksual di media sosial pun termasuk pelecehan.
“Pelecehan seksual dapat terjadi di ranah domestik, ranah pekerjaan, maupun sosial. Jadi anak harus benar-benar dijaga,” kata dia.
TEKS/FOTO : REPUBLIKA.CO.ID
