Antisipasi Dampak Kenaikan BBM, Sumsel Distribusi 150 Ton Beras Subsidi Pangan

Lounching operasi pasar sudah dilakukan di pasar Lemabang belum lama ini.

PALEMBANG | KabarSumatera.Com –Pemerintah Provinsi Sumsel menyalurkan sebanyak 150 ton beras untuk warga, sebagai subsidi pangan dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Melalui Dinas Perdagangan Sumsel, pola pendistribusian dilakukan pada 30 pasar tradisional di Palembang.

Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, A Rizali merinci mekanisme pendistribusian melibatkan instansi terkait, mulai dari instansi pemerintah kota Palembang dan Kepala Pasar, dengan terlebih dahulu melakukan pendataan dari data BPS yang sudah dihitung. Nantinya bersama Lurah dan Camat dilakukan koordinasi khusus, apakah perlu dilakukan pembagian kupon atau tidak. Namun secara umum, kata dia, siapapun berhak membeli beras subsidi ini karena terdampak dengan kenaikan harga BBM.

Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, A Rizali

warga kurang mampu

“Tapi alangkah baiknya jika yang membelinya adalah warga kurang mampu. Agar lebih tepat sasaran, ” katanya kepada wartawan Indonesia Insight belum lama ini di ruang kerjanya.

Menurut Rizali, untuk tahap awal, sebanyak 150 ton beras subsidi akan digelontorkan dimana satu paket beras berisi 10 kilogran dengan subsidi Rp 4.450 perkilogram. Penentuan beras sebagai kebutuhan pokok yang harus disubsidi karena selisih kenaikan harganya sangat tinggi dibandingkan kebutuhan pokok lainnya sehingga melalui SK Gubernur no 706 /kpts/disdag/2022 tanggal 27 September 2022, akhirnya ditentukanlah beras sebagai kebutuhan pokok yang wajib disubsidi melalui program subsidi kebutuhan pangan dampak kenaikan BBM dari pemerintah pusat, dimana alokasi dana pada program ini totalnya capai Rp 19 miliar di Sumsel, termasuk subsidi untuk transportasi dan lainnya.

Untuk launchingnya sendiri, kata Rizali, sudah dilakukan di pasar Lemabang belum lama ini. Terkait stok, pihaknya juga telah berkerjasama dengan Bulog yang memastikan ketersediaan stok beras sudah ada dan tidak akan menganggu kebutuhan beras di Sumsel secara umum, apalagi saat ini pada beberapa wilayah di Sumsel kebanyakan Petani memang belum masuk masa panen.

memiliki alokasi cadangan beras

“Untuk stok dan ketersediaan, kita pastikan cukup karena dari Buloq sendiri juga telah memiliki alokasi cadangan beras selama enam bulan kedepan sehingga tidak menganggu kebutuhan untuk warga umumnya, ” katanya.

Saat ini, kata Rizali, pihaknya terus melakukan persiapan teknis di lapangan dan pendistribusian akan segera dilakukan, dimana untuk 30 pasar tradisional akan disusun jadwalnya secara rinci dan dia optimis pendistribusian sebanyak 150 ton beras ini akan tuntas selama dua minggu saja dan pihaknya mengerahkan sebanyak dua armada perhari yang akan bergerak secara simultan pada 30 titik yang sudah disepakati.

berubah tergantung kondisi

Pihaknya akan melihat dampaknya, apakah pola subsidi akan berpengaruh pada masyarakat yang terdampak kenaikan BBM. Jika masih ada, maka akan terus dilakukan hingga daya beli masyarakat akan kembali stabil seperti sedia kala. Lalu apakah hanya beras saja yang disubsidi, Rizali menyebut bisa saja berubah tergantung kondisi kebutuhan dan pemicu kenaikan harga apalagi faktor penyumbang Inflasi terbesar.

“Bisa saja gula, minyak goreng atau kebutuhan, pokok lainnya. Ini semua tergantung mekanisme pasar dan daya beli masyarakat, ” katanya.

TEKS/FOTO : INDONESIAINSIGHT/dewi.

Admin

Media Online From Palembang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *