Hari Senin 18 Januari 2021 telah menemukan batang pisang yang diperkirakan berumur 7 hari, kemudian ditanam Maisia di halaman rumahnya tepatnya di belakang gudang pinang
Pagi itu, Sabtu 09 Juli 2002. Waktu masih menunjukkan pukul 07.00 WIB. Maisia, istri Suaidi (57) hendak membersihkan halaman gudang. Namun sesaat, mata Maisia tertuju pada sebuah pohon pisang yang tumbuh di sekitar rumahnya.
Sejenak, perempuan yang tinggal di Desa Kartabayang Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir (OI) Sumatera Selatan (Sumsel) ini heran. Sebab kali itu, Maisia menemukan pisang yang ditanam ebnam bulan lalu berbuah dua tandan (tangkai).
Betapa terkejutnya Maisia melihat kejadian aneh itu. Sebab yang ia tahu, biasanya satu pohon pisang selalu berbuah satu tandan dan hanya satu kali berbuah. Tapi kali itu buahnya bercabang dua tandan. Ada rasa takjub, heran dan sekelebat melintas perasaan senang melihat dua tandan pisang yang tumbuh dari satu pohon. Komposisi keduanya nyaris tak berbeda, antara tandan satu dan lainnya.
Tak ayal, kabar ini pun menyeruak ke hampir pojok desa. Satu persatu, warga pun berdatangan untuk membuktikan kebenaran informasi itu.
Di tengah kerumunan warga yang menyaksikan pohon pisan bertandan dua itu, Maisia berkisah, setahun lalu, tepatnya pada Senin 18 Januari 2021, Maisia menemukan batang pisang yang diperkirakan berumur 7 hari.
Tak ada terlintas apapun di benaknya, ketika kemudian Maisia menanam bibit pisang itu di halaman rumahnya, tepatnya di belakang gudang pinang. Usai menanam, tidak juga Maisia memberi pupuk khusus layaknya petani pisang yang secara serius membuat perkebunan pisang.
Maisia membiarkan bibit pisang itu tumbuh secara alamiah. Tak ada ramuan atau obat-obatan khusus untuk merawat pohon pisang itu. Waktu terus berjalan. Maisia dan keluarganya tak begitu hirau dengan pertumbuhan pisang itu.
Namun, belum sampai setahun berlalu. Tepatnya hari ini (Sabtu 9 Juli 2022) Maisia mendapati yang ditanam berbuah dua tandan yang keduanya sama. Menemukan pisang bertandan dua itu, keluarga Suaidi Bin M Yunus (Alm) yang kesehariannya sebagai petani merasa senang. Meskipun di lubuk hati terdalamnya, juga menyimpan rasa heran dan tanya yang belum terjawab, pertanda apa yang kali itu terjadi? Hanya Tuhan yang Maha Tahu segalanya.
Empat Jantung di Lahat
Sebelum di Kabupaten OI Sumsel, setahun lalu peristiwa serupa juga pernah terjadi di kelurahan Bandar Agung, Kota Lahat. Sebagaimana dilansir okezone.com, kali itu warga dihebohkan dengan tumbuhnya pisang aneh yang memiliki empat jantung dan dua tandan dalam satu pohon.
Menurut Nasrun Badil, sang pemilik pohon pisang, pohon ini diketahui sudah berumur enam bulan dan akan panen dalam waktu singkat.
“Awalnya tidak ada keanehan pada pohonnya, hanya saja sejak akan berbuah, barulah ada dua jantung pisang yang terlihat. Hal ini membuat warga heran dan berkumpul untuk melihat secara langsung,” ujarnya, Jumat (12 November 2021).
Biasanya pisang tumbuh dengan diawali oleh mekarnya jantung pertama, kemudian setelah sejumlah pisang tumbuh, akan muncul dalam setiap ujung tandannya masing masing dua jantung pisang.
Pisang berjenis Muli yang siap panen ini seharusnya sudah dibuang bagian jantungnya, namun karena unik, Nasrun enggan memotong empat jantung pisangnya sehingga terjadilah fenomena sebuah pohon pisang yang berjantung empat dan bertandan dua.
Sementera peristiwa yang nyaris serupa terjadi di Cibinong, Jawa Barat. Pisang yang bibitnya diambil dari Sulawesi Utara yang mengeluarkan 6 tandan buah.
Para Ahli : Mutasi Alami Tidak Stabil
Penjelasan para ahli tentang fenomena ini, sebagaimana dilansir Kompas.com, Yuyu Suryasari Poerba, Peneliti dari Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tumbuhan, Pusat Penelitian Biologi LIPI menyebutkan, pohon pisang bisa mengeluarkan buah lebih dari satu tandan dalam sekali berbuah karena mutasi alami yang tidak stabil.
“Fenomena tersebut biasa terjadi pada pisang. Penyebabnya belum jelas, tetapi salah satu kemungkinannya adalah mutasi alami,” kata Yuyu kepada Kompas.com, Sabtu (19 Oktober 2019) siang.
“Masalahnya, mutasi alami ada yang tetap atau stabil, ada yang tidak stabil. Saya belum pernah dapat laporan atau pengalaman pisang bertandan banyak yang stabil,” lanjut dia.
Di Jawa Barat 6 Tandan
Ia menceritakan pengalamannya pernah memiliki pohon pisang asal Sulawesi Utara yang mengeluarkan 6 tandan buah.
Anakan dari pohon tersebut ia tanam di Cibinong, Jawa Barat, menghasilkan 2 tandan pisang sekali berbuah. Anak pada siklus selanjutnya hanya mengeluarkan buah 1 tandan saja. Ini membuktikan adanya mutasi alami yang tidak stabil.
Menurut Yuyu, jumlah tandan pisang yang keluar bukan karena jenis pohon yang ditanam. “Tidak ditentukan oleh jenis pisang. Saya pernah dapat pisang mas dengan tandan 5, pisang ambon dengan tandan 6,” kata dia.
TEKS/FOTO : RICKO FRANATA/DIOLAH DARI BEBERAPA SUMBER LAIN
