
SAHABAT ALAM memaknai Hari Bumi ke 52 bersama Anak-anak Pemulung sampah di lapangan terbuka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan, Kelurahan Sukajaya, Sukarami Palembang.
Inisiator dan Pelaksana kegiatan Hari Bumi, Aryudha menjelaskan pemilihan lokasi di kawasan TPA Sukawinatan adalah penandaan kepedulian lingkungan berkaitan dengan dampak aktivitas pemenuhan kebutuhan manusia menghasilkan limbah.
“Momen ini juga bertepatan dengan satu tahun Komunitas gerakan Sahabat Alam dari Rumah Aspirasi Budaya dan Bulan Ramadhan sehingga momentum untuk berbagi bingkisan Ramadhan ke marbod dan menanam pohon Tin di Masjid, ” kata Yudha.
Anak-anak Melukis Pohon

Diatas kain putih ukuran 3×1 m, puluhan anak-anak melukis pohon. Mereka bebas menuangkan gagasan dan mendefenisikan pohon sesuai dengan apa yang sedang mereka pikirkan. Kebebasan anak-anak untuk berekspresi lukis dengan tema pohon di damping oleh pendamping kegiatan dari Rumah Aspirasi Budaya (Raya). Mereka memotivasi semangat anak-anak agar bebas berkreasi dengan media dan alat lukis yang telah disediakanl.
Esi Siregar, aktivis pendampingan anak-anak di TPA Sukawinatan menjelaskan bahwa ada sekitar 60. Berasal dari keluarga pemulung, latar belakang daerah dan usia yang berbeda. Kegiatan pendampingan selama ini adalah membaca, menulis, dan berhitung.
“ Kegiatan Hari Bumi yang digagas oleh Sahabat Alam di Lokasi TPA ini disukai anak-anak, mereka dapat mengenal kegiatan baru dan sangat sangat bermanfaat. Namun, yang terpenting dari kegiatan penanaman semangat untuk mencintai lingkungan kepada mereka, “ ujar Esi.
Ketua Raya, Gatot Sugiharto, mengatakan, Raya ingin menanamkan semangat mencintai lingkungan, mencintai bumi sejak dini, karena diusia dini anak-anak dapat merekam semua pengetahuan dengan baik, termasuk pesan-pesan untuk peduli dengan lingkungan sekitar dan memahami pentingnya lingkungan hijau.
“ Kita ingin anak-anak mengekspresikan pemahaman llingkungan yang mereka dapat dari pendamping dari Sahabat Alam ke media lukis. Mereka mengekspresikan nya dengan melukis pohon . Tentu bukan cara dan hasil lukisan yang menjadi perhatian kita, tapi bagaimana mereka mengekspresikan semangat mereka dalam bentuk lukis pohon,” jelas Gatot.
Anak-anak Bernyanyi, Menari, dan Membaca Puisi

Kesederhanaan dan kebersahajaan dalam acara ini, tak mengurangi suasana riang gembira anak, untuk tampil ke depan, bernyanyi, menari, dan membaca. Anak-anak dibebaskan tampil, sesuai dengan bidang seni yang mereka sukai. Rangkaian kegiatan ini, mem beri ruang kepada anak-anak di TPA Sukawinatan mengeksresikan minat dan keberanian mereka untuk tampil di depan umum, mulai dari bernyanyi, menari, dan membaca puisi.
Setiap anak-anak yang tampil bernyanyi, menari, atau membaca puisi langsung diberi bingkisan. Bingkisan yang diberikan sebagai apresiasi atas semangat dan keberanian untuk tampil mengekspresikan diri dengan bakatnya masing-masing.
“ Ya, semua bebas mengekspresikan dan menunjukkan minat dan bakatnya pada acara ini. Setiap yang tampil akan diberika bingkisan, ya, hanya sekedar apresiasi kepada anak-anak yang telah bersemangat dengan bakatnya. Konsepnya hadiahnya pun dalam bentuk sesuatu yang bisa dinikmati bersama-sama dengan temannya yang lain, semuanya dengan konsep kebersamaan dengan dunia anak-anak yang cerah,” kata Gatot.
Dongeng Mendidik dan Penyerahan Bibit

Kehadiran pendongeng Sumatera Selatan, Inug Dongeng, menambah keceriaan anak-anak. Kepiawaian pendongeng ini membuat cerita dongengan bukan sekedar dapat dipahami, tapi dapat dinikmati sebagai hiburan yang mendidik anak-anak untuk mencintai lingkungan, menanam pohon untuk masa depan bumi.
Masih dalam rangkaian kegiatan ini, dilakukan oenyerahan bibit pohon mangga kepada masyarakat, diwakili Ketua RT 68 dan disaksikan beberapa masyarakat setempat.
Aryudha mengatakan pembagian bibit pohon mangga hanya bentuk permulaan, lebih kepada penandaan kepedulian bersama terhadap lingkungan dan bumi.
“ Penandaan awal ini dimulai dengan 10 batang bibit pohon mangga, sebagai tanda dimulainya gerakan menanam pohon buah di Kota Palembang dari Sahabat Alam. Zonasi dan penetapan wilayahnya disesuaikan dengan keinginan dan kesesuaian lingkungan setempat, Beberapa wilayah bisa pohon rambutan, jambu, atau pohon buah lain, selanjutnya perawatan dan hasilnya dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat,” jelas Aryudha
Ketua RT 68 Sukawinatan, Somad, S.Sos menilai kegiatan ini akan bermanfaat bagi lingkungan setempat, dan bermanfaat secara ekonomi.
“Ya, kegiatan ini bagi masyarakat di sini sangat bermanfaat. Bibit pohon yang ditanam, akan tumbuh dan berbuah, nantinya akan dikelola masyarakat secara bersama, ditambah jumlah bibitnya, akan ditanam di setiap tempat yang dapat ditanam, selain menambah hijau, udara segar, dan member nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,’ sambut Somad.
Rilis Single Lagu ‘Sahabat Alam’ dan Buka Bersama

Rangkaian akhir dari kegiatan adalah buka bersama dan publikasi secara resmi lagu ‘Sahabat Alam’ karya Gatot Sugiarto sebagai lagu kampanye gerakan menanam pohon dari Sahabat Alam. Publikasi awal ini dengan menonton tampilan video clip lagu ‘Sahabat Alam’ di lapangan terbuka TPA SUkawinatan.
“Lagu Sahabat Alam sengaja dedikasikan untuk gerakan cinta lingkungan dan cinta bumi dengan menanam pohon di setiap ruang yang memungkinkan untuk ditanami pohon. Namun, dalam gerakan Sahabat Alam yang digagas oleh RAYA, lebih menspesikasikan kegiatan menanam beberapa jenis pohon menghasilkan buah, sehingga masyarakat dapat mengelola dan memanfaatkannya sebagai manfaat konsumtif maupun ekonomis,” jelas Yudha.
TEKS / FOTO : WARMAN P
