
JAKARTA | KabarSumatera.Com – Ade Armando babak belur dipukul massa di kawasan DPR. Dia jadi korban pengeroyokan di tengah aksi unjuk rasa tolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden yang berlangsung di depan kompleks parlemen, Jakarta Pusat, Senin (12 April 2022) petang.
lebam dan nyaris ditelanjangi
Pria yang juga berprofesi sebagai dosen itu dipukuli hingga lebam dan nyaris ditelanjangi.
Ade Armando adalah salah satu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Indonesia (UI), kampus yang juga tempatnya mengenyam pendidikan.
Jejaknya di UI tercatat setelah ia lulus dari SMAN 2 Bogor pada 1980 silam untuk berkuliah di FISIP UI. Setelah lulus dia mengabdikan diri sebagai pengajar di almamaternya tersebut.
Ade lalu melanjutkan pendidikan ke Florida University, Amerika Serikat, pada 1991. Kemudian pada 2006, Ade kembali lagi ke UI untuk mengambil gelar Doktornya.
Ketua Program S1 Ilmu Komunikasi FISIP UI
Selain menjadi dosen, ade juga pernah menjabat sebagai Ketua Program S1 Ilmu Komunikasi FISIP UI 2001-2003.
Ade Armando (tengah) yang babak belur dikeroyok massa sedang dievakuasi petugas di depan kompleks Parlemen di Jakarta, Senin (11/4/2022). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Namun, kiprahnya bukan hanya di dunia kampus saja. Ade juga tercatat pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) periode 2004-2007. Lalu, sebagai Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi-Internews pada 2001-2022.
Pria kelahiran Jakarta, 24 September 1961 itu juga dikenal sebagai pegiat media sosial yang kerap menimbulkan kontroversi di masyarakat. Bahkan Ade beberapa kali harus berhadapan dengan kepolisian akibat sikapnya itu.
Beberapa unggahan kontroversi Ade Armando adalah “Allah kan bukan kan bukan orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat-ayatnya dibaca dengan gaya Minang, Ambon, Cina, Hiphop, Blues”. Unggahan itu ditulis di akun facebooknya pada Januari 2017 silam.
Akibat unggahan itu, Ade dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Penyidik sempat menetapkan Ade sebagai tersangka dugaan pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
mengunggah foto pentolan FPI
Masih pada tahun yang sama, Ade Armando mengunggah foto pentolan FPI, Rizieq Shihab bersama sejumlah ulama memakai topi Santa Klaus. Ade pun kembali dilaporkan ke Bareskrim Polri.
Dalam perkara ini, Ade dilaporkan atas kasus dugaan tindak pidana ujaran kebencian bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Lalu, pada 2018, Ade juga membuat cuitan bahwa ‘azan tak suci’. Untuk kesekian kali ia pun dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
Kini, Ade kembali menjadi sorotan publik. Kali ini bukan karena unggahannya di media sosialnya, melainkan karena peristiwa pengeroyokan yang menimpanya.
Terkait kasusnya itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan pelaku pemukulan Ade Armando sudah teridentifikasi. Inisial keempat pelaku itu adalah DUH, AP, TSB, serta AL.
TEKS : CNN INDONESIA.COM | FOTO : detik.net